Terkini.id, Sorong - Diskusi sekaligus sarasehan Pimpinan Fraksi AKB yang diwakili H. Muhammad Taslim, dengan mahasiswa yang tergabung dalam Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah berlangsung Kamis, 16 April 2020 di gedung PDM Sorong.
Diskusi kali ini membahas tema langkah pemerintah kota dalam penangan dan pencegahan Covid-19 di Kota Sorong.
Berawal dari pernyataan Walikota yang akan menganggarkan dua miliar untuk dana Covid-19, para mahasiswa ini menilai bahwa alokasi tersebut terlalu kecil untuk bisa memenuhi kebutuhan dasar masyarakat Kota Sorong.
Kebutuhan APD bagi tenaga medis, serta bahan makanan yang saat ini menjadi prioritas bantuan kepada warga terdampak harus jadi perhatian khusus.
"Alokasi dua miliar untuk warga Sorong terlalu kecil. Tidak akan mencukupi kebutuhan dasar dan perlengkapan medis. Harus ada kebijakan pengalokasian APBD untuk saat ini," terang Jenro P. Sijabat, Ketua IMM Kota Sorong.
Menanggapi hal tersebut, Muhammad Taslim sepakat alokasi dana untuk pencegahan dan penanganan Covid 19 di Kota Sorong jauh lebih kecil dibandingkan kabupaten lain di Papua Barat.
"Pemerintah kota sudah menyiapkan alokasi dua Miliar untuk saat ini. Di berita tadi pemkot juga sudah menyiapkan kurang lebih 2000 ton beras. Jika dinominalkan dengan harga beras di pasaran, maka tentu alokasi ini hanya akan cukup untuk membeli beras itu saja," terangnya.
Kebutuhan APD untuk tenaga kesehatan juga menjadi prioritas.
Selain bantuan pemerintah pusat, pemerintah Kota Sorong juga telah memesan APD untuk mencukupi kebutuhan medis dalam penanganan Covid-19 ini.
"APD juga sudah diupayakan dalam pengiriman. Kita bersama-sama mendukung upaya pemerintah kota untuk menangani wabah ini. Meski demikian, harus tetap dikawal," tambah Taslim yang sekaligus Ketua Komisi I.
Diskusi yang berlangsung dengan suasana kekeluargaan ini diakhir dengan beberapa pesan dari Taslim kepada para mahasiswa untuk tetap bergerak dan menjadi pengawas serta pengontrol semua kebijakan pemerintah dengan tetap berdasar pada kemanfaatan bagi masyarakat.
"Adik-adik mahasiswa harus tetap menjadi bagian dari pengawal dan pengawas kebijakan-kebijakan di negeri ini. Tetap dengan cara yang santun, ilmiah dan yang paling utama selalu berjuang untuk kemanfaatan umat," pungkasnya.
(Reporter Ngesti Wihaningtyas)










