Terkini.id, Sorong – Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kota Sorong, melalui Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah Muhammadiyah Kota Sorong gelar rapat pimpinan terbatas. Jum’at, 12 Maret 2021
Rapat pimpinan terbatas tersebut dimulai pukul 16.30 WIT, bertempat di Sekolah Menengah Atas Muhammadiyah Al-Amin Sorong ( SMAMINSO).
Rapat terbatas dihadiri oleh para Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kota Sorong, Drs. H. Mungawan; Muawiyah Mustamin, ST.,; Dr. H. Surahman Amin, L.C., M.A.; Drs. H. Muhammad Sanmas; Syamsul Arifin dan Muhammad Adnan Firdaus, S.Ag., M.Pd.
Hadir juga Wakil Sekretaris Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Provinsi Papua Barat, H. Kamaluddin, S.S, M.M., Kepala Sekolah SMAMINSO, Nurfin Moha, S.Pd. dan Kepala Sekolah SD Muhammadiyah 1, Suryati, S.Pd.

Ketua Majelis Dikdasmen PDM Kota Sorong, Drs. H. Mohammad Sanmas, M.Pd, dalam pembuka dialog mengatakan bahwa rapat terbatas ini adalah kelanjutan dari Rapat Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Papua Barat, Sabtu, 6 Maret 2021, lalu.
- Kolaborasi Perguruan Tinggi dalam Pengabdian Masyarakat Berbasis Riset, Universitas Muhammadiyah Sorong Bekerjasama dengan STIA Abdul Haris
- Idul fitri, Refleksi dan Kesempatan Pulang
- Perjalanan Ramadan Usai, Saatnya Berhenti Sebelum Perjalanan Berikutnya
- Taqwa dan Raihan Kemerdekaan di Hari Raya
- Ramadan dan Syawal, Perjalanan Pulang
Di mana saat itu didiskusikan ide perintisan pesantren Muhammadiyah atau Muhammadiyah Boarding School (MBS) Sorong.
“Rapat ini adalah kelanjutan rapat di UMS dan juga sebagaimana dijelaskan dalam zoom meeting LPP2M Pimpinan Pusat Muhammadiyah, pesantren Muhammadiyah tercatat 380 dan MBS masuk kategori pesantren,” ujar Sanmas.
Sanmas juga menjelaskan tentang adanya celah atau peluang dari pendirian pesantren Muhammadiyah Boarding School yang ingin diinisiasi dirapat tersebut, sebab Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan punya nomenklatur sekolah berasrama.
Terungkap juga dalam rapat ini, calon binaan di pesantren atau MBS Muhammadiyah Kota Sorong yang akan digagas ini kelak tidak hanya anak-anak yang sekolah di SMA Muhammadiyah Al-Amin saja, tetapi bisa juga dari luar.
Sementara itu, ditambahkan pula oleh Sekretaris Dikdasmen PDM Kota Sorong, Samsul Arifin bahwa komposisi stuktural MBS yang akan digagas tersebut harus didukung pula fasilitas yang layak dan sesuai standar yang berlaku.
Samsul Arifin kemudian memaparkan sebagian hasil studi bandingnya di luar Sorong tentang Konsep Muhammadiyah Boarding School di Jawa, dimana di sana dikenal istilah penasehat, pamong, musyrif (sudah kuliah), binaannya SMP, SMA, juga istilah Mujannib/Mujannibah (Kakak Kelas Senior).
“Mujannib atau mujannibah Kakak Kelas Senior, rata-rata Kelas 2, dari tidur hingga berangkat sekolah itu mujannib mujannibahnya kontrol,” ujar Samsul.
Semakin teknis, Sekretaris Dikdasmen Kota Sorong ini menjelaskan bahwa Pola Muhammadiyah Boarding School itu berasrama. Maka sesuai hasil studi bandingnya di luar Sorong tentang MBS bahwasanya dalam satu asrama itu memiliki 1 orang pamong, 1 musyrif dan 1 mujannib/ah. Tugas mereka adalah selalu mengabsen.
Samsul Arifin kemudian mengunci paparannya dengan sebuah harapan besar kalau bisa ide Muhammadiyah Boarding School (MBS) Dikdasmen PDM Kota Sorong ini, sebisanya dimulai semester ini.
Di saat yang sama, ikut berpendapat Ketua 1 Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kota Sorong, Dr. H. Surahman Amin, Lc, M.A. menguatkan apa yang disampaikan peserta rapat sebelumnya dia setuju agar dimulai saja program pesantren atau MBS ini, meskipun sederhana.
Namun demikian, yang sedikit baru dari paparan Surahman Amin adalah dia mengusulkan peserta didik berasrama dari kalangan mahasiswa juga, minimal 20 hingga 30 orang untuk tahap awal.
Muhammadiyah Boarding School dibentuk sebagai usaha untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas kader Muhammadiyah. Jika kader Muhammadiyah semakin meningkat kualitas dan kuantitasnya, maka Muhammadiyah akan mampu memberikan peran yang sangat tinggi dalam dunia pendidikan di Indonesia secara umum dan Papua Barat secara khusus.
Tidak hanya terbatas pada dunia pendidikan, kader Muhammadiyah juga akan mampu memberikan peran penting dalam bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Kontributor: Muhammad Adnan Firdaus