Terkini.id, Sorong - Diawali dengan Sekolah Tinggi Agama Islam Al-Hikmah yang merupakan transformasi dari Sekolah Tinggi Ilmu Dakwah, melalui Peraturan Presiden RI tertanggal 20 Juli 2006, ditetapkan alih status menjadi Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Sorong.
Dengan terbitnya perpres tersebut menandai penegerian perguruan tinggi keagamaan. Sebagai perguruan tinggi negeri di Papua Barat seiring dengan pembentukan provinsi yang juga sudah diaktifkan sejak kepemimpinan Megawati Soekarno Putri, sebagai Presiden kelima.
Untuk menjadi pimpinan tertinggi mentri agama menugaskan Dr. H. Saefuddin, dosen di STAIN Watampone untuk menjadi pejabat dengan tugas melaksanakan pemilihan ketua.
Dalam rapat yang dilaksanakan di MAN Model Kota Sorong, ditetapkan Dr. H. Saefuddin sebagai Ketua STAIN Sorong terpilih, dan diusulkan ke Mentri Agama RI untuk pengangkatan.
Selanjutnya, beliau dilantik sebagai Ketua STAIN Sorong periode 2008-2012. Hanya saja sebelum mengakhiri periode jabatan, beliau wafat 8 Agustus 2011.
Pada masa itu, Pembantu Ketua Bidang Kemahasiswaan, Dr. Muh Yusuf ditetapkan oleh senat sebagai Pgs. Selanjutnya ditetapkan Mentri Agama RI.
Dr. Muh Yusuf menjabat sebagai Pgs STAIN Sorong sampai 31 Maret 2012. Sehari setelahnya, Mentri Agama RI melantik Prof. Dr. H. Abustani Ilyas sebagai Ketua STAIN Sorong periode 2012-2016.
Walau dalam waktu singkat, Pgs Ketua STAIN Sorong mendorong terbentuknya empat program studi baru. Keempatnya adalah Tadris Bahasa Inggris, Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, Ekonomi Syariah, dan Akhwal Syakhsiyah (Hukum Keluarga).
Dalam kepemimpinan Prof. Dr. H. Abustani Ilyas, terbentuk prodi Pendidikan Agama Islam dalam program pascasarjana. Sekaligus sebagai direktur pertama pascasarjana STAIN Sorong, dengan Plt Sekretaris, Ismail Suardi Wekke, Ph.D.
Sejauh ini, 31 Agustus 2021 pascasarjana sudah meluluskan sampai 43 orang dipimpin direktur pascasarjana sejak 2016, Dr. H. Surahman Amin, Lc. Dengan Plt wakil direktur, Dr. Indria Nur.
Pada kesempatan Yudisium dan Promosi Magister, Plt Direktur Pascasarjana Dr. H. Surahman Amin menyampaikan bahwa ini merupakan awal, bukan akhir.
Sehingga dengan selesainya pendidikan magister, akan memberikan peluang bagi pengembangan sumber daya manusia di Tanah Papua.
Dr. Surahman menyatakan dalam kalimat “Suka dan duka telah dijalani dalam menggapai cita-cita. Semoga ilmu yang didapat berberkah dunia akhirat”.
Salah satu tradisi yang dikembangkan STAIN Sorong pada masa awal adalah pembinaan penulisan karya tulis ilmiah. Diantara hadiahnya, perjalanan untuk seat-in class di Singapura, dan Malaysia.
Lomba karya tulis ilmiah dipaketkan dengan pembinaan kepenulisan. Ini mengantarkan mahasiswi STAIN Sorong pada pelaksanaan PIONIR VII dalam lingkungan perguruan tinggi Kementerian Agama RI, mencapai juara III di Palu, 2015.
20 Juli yang lalu, IAIN Sorong mencapai lima belas tahun. Jikalau itu dihitung berdasarkan perpres kali pertama.
Kini, IAIN Sorong yang telah bertransformasi sejak 28 Februari 2020 dari STAIN Sorong, sudah melalui tahun pertama.
Dengan tujuh program studi, ditambah dengan satu program studi magister, kesemuanya menjadi daya dukung untuk mengukuhkan keberadaan Tanah Papua.
Sementara ini, diajukan pengajuan program studi sebagai pengembangan kelembagaan IAIN Sorong.










