Terkini.id, Sorong – 17 ramadan menandai diturunkannya Alquran. Sebagai sebuah kitab kehidupan, Alquran menjadi panduan seorang manusia.
Walau diturunkan empat belas abad yang lalu, tetap saja Alquran sesuai dengan perkembangan masa kini dan yang akan datang. Padanya, merupakan sebuah norma yang akan berlaku sepanjang zaman.
Alquran menjadi pendamping ramadan. Maka, disebut pulalah ramadan sebagai bulan Alquran. Dimana kali pertama diturunkan dan sekaligus menandai bahwa tugas kemanusiaan itu selalu beriringan dengan proses membaca.
Turunnya ayat yang pertama yang menjadi perintah membaca. Pada lanjutan yang ayat yang pertama turun itu, ada pula ayat yang secara khusus bagaimana proses belajar yang menggunakan qalam.
Disini qalam dapat diartikan sebagai pena.
Al Madkhal Li Dirasat Alquran mengemukakan bahwa pena juga dapat dimaknai sebagai proses baca tulis. Dimana untuk sampai pada tingkatan membaca, ada tahapan-tahapan yang dapat dilalui seorang pembelajar.
Keempatnya adalah membaca, mempelajari, mengetahui, dan mukasyafah.
Ini tidak dapat dilalui begitu saja. Dengan Alquran tahapan pertama adalah mengenal huruf-guruf hijaiyah yang berbeda sama sekali dengan huruf tulisan dalam pelbagai bahasa. Sehingga diperlukan ketekunan untuk mempelajarinya sampai pada kemampuan untuk membacanya.
Semasa mencapai kemampuan membaca, maka dilanjutkan dengan mempelajari makna bacaan itu sehingga dapat diperoleh makna. Sekali lagi, Alquran diturunkan dengan konteks yang disampaikan dalam asbab al-nuzul (sebab turunnya ayat).
Namun demikian, tetap saja menjadi relevan dengan perkembangan dari masa ke masa.
Terakhir, proses mukasyafah. Dimana ada kemampuan menyingkap makna yang terkandung dalam Alquran. Hanya orang-orang yang diberikan anugerah pengetahuan yang mampu melakukannya.
Ali Imran menyebutnya sebagai al-rasikhuna fi al-ilm. Dimana dapat diartikan secara harfiah bahwa hanya orang yang memiliki kedalaman ilmu pengetahuan. Bagi mereka akan diberikan anugerah tersendiri untuk mampu menyingkap makna Alquran.
Akhirnya, peringatan nuzulul quran bukanlah sekali saja. Lalu selesai setelah itu. Dimana peringatan nuzulul quran dari waktu ke waktu perlu dilakukan. Dengan tujuan untuk mendapatkan pemahama Alquran yang tersingkap dari waktu ke waktu.
Tidak saja memahaminya. Sama pentingnya dengan melaksanakan apa yang sudah dipahami. Sehingga mengembalikan makna Alquran sebagai panduan kehidupan. Tidak sekadar dibaca saja, tetapi dijadikan sebagai amalan sehari-hari.