Alquran, Puasa, dan Temuan Pengetahuan
Komentar

Alquran, Puasa, dan Temuan Pengetahuan

Komentar

Terkini.id, Sorong – Ketika Alquran diturunkan, tidak saja menandai revolusi keadaban dari misi kerasulan Muhammad SAW. Juga, menjadi tanda ketika diturunkannya Alquran, sebagai sebuah masa-masa berbak yang disebut ramadan.

Selanjutnya, pada tahun kedua hijrah. Disyariatkan puasa dengan turunnya ayat dalam Albaqarah 183. Saat itu, masih bulan Sya’ban kemudian menjadi penantian sehingga datangnya 1 ramadan untuk memulai pelaksanaan ibadah puasa.

Alquran memesankan bahwa puasa membawa kepada ketaqwaan. Dimana taqwa yang wujud di penghujung ramadan harus terlihat dalam bentuk amal saleh. Sehingga sebuah taqwa yang merupakan hubungan seorang hamba dan Allah tidak saja dalam sisi spiritual.

Di luar dari itu, harus terlihat dalam bentuk sosial. Hubungan dengan sesama manusia, dan bahkan makhluk lainnya. Juga menjadi tuntutan bahwa taqwa haruslah dapat diverifikasi.

Ketika sudah mencapai taqwa, maka korupsi dan penyelewengan tidak lagi wujud. Bahkan taqwa yang ada akan membawa kepada kemaslahatan umat manusia.

Baca Juga

Puasa dalam pesan baginda rasul, menjadi instrumen untuk mendapatkan kesehatan. Dengan berpuasa, akan menjadi jalan memeroleh kesehatan.

Prof. Ohsumi (Tokyo Institute of Technology, Jepang) mengadakan serangkaian penelitian sejak 1988. Dalam temuan penelitiannya yang kemudian mendapatkan hadiah nobel (2016) dikemukakan bahwa ada mekanisme autophagy.

Mekanisme autophagy merupakan proses metabolism tubuh bagi individu yang melaksanakan puasa. Bukan hanya sekadar puasa, tetapi ada variabel dimana kehendak melaksanakannya. Maka, bagi seorang muslim. Puasa dimulai dari niat pada saat sahur. Bahkan ada praktik tertentu dimana niat dilafazkan bersama usai salat tarawih berjamaah untuk memastikan bahwa puasa siap dilaksanakan keesokan harinya.

Puasa dalam bahasa muslim, sementara autophagy dalam Bahasa Prof. Ohsumi menjadi gambaran betapa setelah sebelas bulan, organ tubuh beraktivitas sepenuh masa.

Dengan datangnya bulan ramadan, menjadi jalan bagi organ tubuh untuk beristirahat. Ketika tidak ada asupan makanan dalam jangka waktu tertentu, maka sel-sel yang mati akan luluh dan menjadi santapan organ yang tidak mendapatkan asupan.

Awalnya, terdapat degradasi sel. Justru dengan puasa, kemampuan organ tubuh yang sudah mengalami degradasi mengalami peningkatan kapasitas.

Maka, keberadaan Alquran menjadi sebuah panduan untuk menemukan pengetahuan-pengetahuan teknis dalam pelbagai kajian keilmuan. Dimana, Alquran mengemukakan panduan norma dan dalam tataran teknis justru ditemukan oleh bidang-bidang pengetahuan.

Sementara itu, puasa sebagai salah satu perintah Alquran menjadi media dalam menemukan penjelasan detail dari sisi ilmu pengetahuan modern untuk menjelaskan bagaimanan konsep sehat yang disampaikan baginda rasul.

Bolehjadi apa yang ada saat ini, ataupun yang ada di masa lalu, belum dapat dipahami secara utuh semata-mata karena keterbatasan pengetahuan manusia.

Jangan sampai menyalahkan sebuah praktik hanya karena ketidaktahuan semata. Sehingga dengan temuan-temuan dari eksperimen ataupun penelitian akan menjelaskan lebih lengkap ketidaktahuan manusia.