Puasa, Tarawih, dan Zakat, Trisula Praktik Muslim Menuju Taqwa dengan Amal Saleh
Komentar

Puasa, Tarawih, dan Zakat, Trisula Praktik Muslim Menuju Taqwa dengan Amal Saleh

Komentar

Terkini.id, Sorong – Tiga rangkaian ibadah setidaknya yang menjadi kandungan bulan ramadan adalah puasa, tarawih, dan zakat.

Kesemuanya ini akan menjadi bagian dalam meraih taqwa di penghujung ramadan yang sekaligus menjadi awal syawal.

Nurcholish Madjid menyebut taqwa sebagai simpul keagamaan pribadi. Bersama dengan tawakkal dan ikhlas. Ketiganya bertumpu pada kedirian dan dan berada juga dalam sisi kebatinan individual, dilanjutkan oleh Cak Nur.

Agama dalam makna yang inti dikemukakan Cak Nur tak lain terwujud dalam bentuk kepatuhan. Tanda patuh dengan pasrah semata-mata hanya kepentingan Allah semata sebagai penghambaan kepada Allah.

Kualitas berketuhanan yang disebut dengan tqwa tadi, tak akan sempurna kalaulah hanya sampai pada posisi hubungan dengan Allah semata. Ada sisi lain, yaitu amal saleh yang menjadi turunan dari taqwa yang menjadi puncak-puncak keimanan.

Pelaksanaan puasa yang awalnya dari diri pribadi, kemudian dilanjutkan dengan tarawih yang ditunaikan berjamaah. Selanjutnya, dimensi sosial zakat fitrah dikeluarkan sebagai kepedulian sosial.

Kesemuanya ini membentuk taqwa itu yang sejatinya adalah paduan antara iman dan amal saleh. Pelaksanaan ketiganya menjadi bentuk dari keyakinan yang tidak hanya sampai pada ikrar. Lebih jauh dari itu, akan menjadi lengkap dan sempurna ketika dilaksanakan dalam bentuk anggota tubuh.

Tauhid tak boleh sebatas ruang sujud semata. Pengejawantahan tauhid perlu terlihat dalam pelbagai aspek kehiduapn manusia yang memegang iman. Dimana dengan tauhid itu akan tercermin dalam kehidupan sosial.

Termasuk di dalamnya adalah urusan dengan publik. Koruspi dan mengurusi kepentingan untuk kemasalahatan manusia juga menjadi bagian dari wujudnya iman. Tidaklah mungkin beriman di satu sisi. Pada saat yang lain justru kemudian menilep uang rakyat.

Akhirnya, dalam profesi apapun itu. Ketika iman yang diritualkan dalam puasa, tarawih, dan zakat yang menghasilkan taqwa, akan terlihat dalam praktik-praktik keseharian.

Termasuk diantaranya relasi dengan manusia yang lain. Kalaulah mendaku beriman, maka tentu aka nada ujian-ujian yang mengitarinya sehingga dapat dinyatakan bahwa individu tersebut sejatinya memang sudah beriman.