Taqwa dan Raihan Kemerdekaan di Hari Raya
Komentar

Taqwa dan Raihan Kemerdekaan di Hari Raya

Komentar

Terkini.id, Sorong – Menjumpai hari raya, sebuah momen yang membahagiakan. Betapa tak semua manusia memiliki kesempatan yang sama. Saudara kita ada yang bahkan perlu berada di rumah sakit, tempat kerja. Bahkan jauh di benua Eropa sana, Ukraina dan Rusia masih dalam status perang.

Belum lagi, ada yang tetap jauh dari keluarga. Padahal, dalam suasana hari raya berada di keluarga selalu menjadi kerinduan tersendiri.

Masa-masa kini begitu menjadi tantangan. Tidak saja soal pandemi yang sudah dijalani dalam tiga ramadan terakhir. Begitu pula dengan kelangkaan kebutuhan pokok. Dimana pengalaman terakhir, bahkan minyak goreng yang awalnya langka. Kemudian pada kesempatan berikutnya harganya tidak lagi sama dengan masa sebelumnya.

Sekalipun dalam satu hadis yang mendapatkan catatan terkait dengan sanadnya, dikemukakan bahwa ada dambaan seorang hamba untuk menikmati ramadan sepanjang tahun.

Dimana dengan hadis ini menggambarkan bahwa keinginan untuk berbuat baik dan mendekatkan diri sebagai aktivitas yang jamak dalam ramadan merupakan naluri yang manusiawi. Maka, kebaikan yang terpatri dalam ramadan dapat menjadi inspirasi untuk dipertahankan sekalipun itu di luar ramadan.

Pada sisi yang lain, taqwa menjadi dasar untuk meraih kemerdekaan. Dengan kebebasan ini, terutama terbebas dari api neraka adalah sebuah status yang dicari, dan perlu dipertahankan.

Hari raya adalah hari dimana merayakan kesyukuran dalam pelbagai keadaan. Bersyukur atas nikmat yang diberikan merupakan salah satu laku yang utama.

Dimana dengan mensyukuri apa yang dilimpahkan kepada kita, akan menjadi dasar bagi pertambahan nikmat berikutnya. Dalam pesan ayat yang sama bahwa ketika kufur, maka akan berpotensi untuk hilangnya nikmat tersebut.

Dengan merdeka dari segala penghambaan selain Allah menjadi kesempatan untuk menjalani kehidupan. 

Makna tauhid berada di sini. Dimana ketika dengan kesadaran tauhid yang menjadi dasar dalam melangkah, apapun itu akan menjadi sebuah bentuk kemerdekaan.

Taqwa yang menjadi sasaran pelaksanaan puasa, tidak saja terwujud dalam aktivitas antara hamba dan Allah. Begitu pula akan terlihat dalam aktivitas sesama manusia.

Olehnya, ramadan yang menghasilkan taqwa tak hanya berhenti dengan suasana hari raya. Begitu pula dengan kemerdekaan. Bukan hanya sampai di situ saja. Semuanya perlu tercermin dalam laku keseharian.