Ramadan, Bulan Pendidikan

Ramadan, Bulan Pendidikan

IS
Ismail Suardi Wekke

Penulis

Terkinidotid Hadir di WhatsApp Channel
Follow

Terkini.id, Sorong – Walaupun disampaikan melalui hadis bahwa semasa bulan ramadan, setan dibelenggu. Kemudian pintu neraka ditutup.

Tetap saja, godaan hawa nafsu yang datang dari diri setiap individu memicu adanya kelemahan dalam menjalankan ibadah yang dikandung bulan ramadan.

Semasa pintu neraka ditutup dan setan dibelenggu. Maka, kita perlu tetap mawas diri. Bukan berarti bahwa tidak ada godaan sama sekali.

Bahkan dipesankan oleh baginda bahwa justru perang melawan nafsu merupakan perang besar. Bahkan lebih besar dibandingkan dengan perang terbesar sekalipun, seperti perang Badar.

Para sahabat kemudian tertegun ketika disampaikan bahwa ada perang yang lebih besar berbanding dengan Badar. Dalam terjemahan bebas baginda Rasul menyampaikan “kita pulang dari perang kecil ke perang besar”.

Untuk itu, ramadan menjadi sebuah pendidikan. Belajar untuk menaklukkan sebuah proses untuk menuju taqwa yang akan diraih pada akhir ramadan seiring dengan datangnya syawal.

Ramadan dapat diraih ketika kita menunaikan amalan yang dikandung ramadan. Intensif dan berkelanjutan. Itu yang menjadi pesan ramadan dalam meraih taqwa.

Semua yang dijalankan selama ramadan, kalaulah hanya untuk ramadan itu sendiri tidak ada artinya.

Ramadan bagi seorang hamba adalah kelas privat. Dimana pahalanya akan langsung diuruskan Allah. Berbanding dengan ibadah lainnya yang melalu perantaraan para malaikat untuk mencatatnya.

Sebagai kelas privat, maka puasa akan menjadi sebuah latihan.

Latihan untuk mengekang hawa nafsu. Termasuk godaan untuk korupsi. Perbuatan korup akan menjadi sebuah tantangan tersendiri. Ketika mampu melawannya, maka akan bermanfaat tidak saja bagi diri sendiri tetapi masyarakat luas.

Bangsa dan negara, serta rakyat akan terselamatkan.

Begitu pula dengan hawa nafsu yang terkait dengan syahwat. Ramadan juga menjadi Latihan pengendaliannya. Jangan sampai seperti dalam kasus di salah satu kota Indonesia. Ada pejabat yang tak mampu menahan syahwatnya. Bahkan membunuh saingannya, Ketika memperebutkan cinta seseorang.

Parahnya lagi, ini dilakukan oleh seorang pejabat. Sehingga tidak hanya menciderai dirinya tetapi juga menjadi citra buruk bagi institusinya.

Sekali lagi, ramadanlah yang menjadi tempat untuk melatih semua ini. Sehingga kita bisa mencapai derajat taqwa. Semakin sering dan kerap dilakukan, akan semakin bagus. Apatah lagi kalau diteruskan dengan puasa syawal. Akan menjadi nilai sebuah puasa setahun.

Masih ada waktu yang tersisa dari ramadan, semoga kita menggunakannya semaksimal mungkin.