Himpunan Mahasiswa Islam Manokwari Protes MUI yang Melakukan Penjaringan Nama Calon Bupati

Himpunan Mahasiswa Islam Manokwari Protes MUI yang Melakukan Penjaringan Nama Calon Bupati

IS
Ismail Suardi Wekke

Penulis

Terkinidotid Hadir di WhatsApp Channel
Follow

Terkini.id, Sorong – Setelah organisasi kemasyarakat melakukan protes, kini Himpunan Mahasiswa Islam Cabang Manokwari, juga melakukan protes ke Majelis Ulama Indonesia Kabupaten Manokwari terkait dengan pertemuan untuk penjaringan nama calon bupati Manokwari, Minggu 17 Mei 2020.

Pengurus Cabang HMI Cabang Manokwari, dipimpin Koordinator Lapangan, Safwan Raharusun menyatakan bahwa aksi ini dilakukan dalam menjaga wibawa dan harkat lembaga keumatan.

Aksi berlangsung damai di depan kantor Majelis Ulama Indonesia Kabupaten Manokwari, Jumat 22 Mei 2020.

Safwan menyayangkan tindakan MUI yang dianggapnya gegabah dalam soal ini. Sehingga, HMI perlu turut memberikan koreksi jangan sampai ini terjadi dan berkepanjangan.

“MUI itu simbol keumatan, tetapi bukan Lembaga politik praktis,” tegas Safwan.

Wakil Sekretaris Majelis Ulama Indonesia Papua Barat Alfaris Labagu menyatakan bahwa MUI Papua Barat akan mengevaluasi hal ini.

“Akan ada pertemuan setelah idul fitri dalam rangka silaturahmi untuk mendapatkan informasi yang lengkap sebagai bentuk tabayyun,” kata Alfaris.

Rahmad Jaya, Pjs. Ketua Umum HMI Cabang Manokwari mengemukakan bahwa aksi ini merupakan tindakan saling mengingatkan dan mengawal MUI untuk menjadi lembaga ulama.

“Berikan porsi politik praktis ke lembaga partai politik. Sementara MUI fokus sebagai wadah berhimpun ulama sekaligus memberikan pandangan ke pemerintah terkait isu-isu keagamaan,” tandas Rahmad.

Aksi tersebut berjalan damai, dan diakhiri dengan penyerahan pernyataan sikap HMI Cabang Manokwari ke MUI Kabupaten Manokwari.

Begitu pula Dr. Budi Sunarso, Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah YAPIS Manokwari, turut mempertanyakan tindakan MUI tersebut.

“Ini harus dihindari, apalagi untuk organisasi sekelas MUI. Baik pengemasan surat, maupun teknis kegiatan, jangan sampai menciderai nama Majelis Ulama Indonesia,” tanggap Budi Sunarso.