Personality: Merasa Pandai dan Pandai Merasa, Apa perbedaannya?
Komentar

Personality: Merasa Pandai dan Pandai Merasa, Apa perbedaannya?

Komentar

Terkini.id, Sorong – Kepribadian seseorang akan selalu diidentikkan dengan kejiwaan, ketika kepribadiaan seseorang baik maka dapat dipastikan ia akan memiliki good personality.

Salah satu ciri good personality adalah mereka yang pandai merasa, bukan merasa pandai. Kepribadian yang pandai merasa akan selalu merendah, memiliki kepekaan yang tinggi dan tidak akan memberikan komentar-komentar yang tidak dibutuhkan.

Berbeda dengan kepribadian yang merasa pandai, pada posisi seperti ini mereka tidak akan pernah memahami keadaan seseorang. Justeru keinginan dia adalah orang lain memahami posisinya.

Kepribadian yang pandai merasa akan senantiasa mempertimbangkan berbagai macam aspek dalam setiap tindakan, perkataan maupun keputusannya. Semua harus dipikirkan secara matang-matang dan tidak gegabah dalam memberikan kesimpulan.

Dalam konteks sosial, seseorang yang pandai merasa akan memikirkan apakah hal dilakukannya itu menguntungkan semua pihak atau sebaliknya. Ketika hal tersebut merugikan banyak pihak maka dia tidak melakukan hal tersebut.

Baca Juga

Hal ini tentunya seiring dengan salah satu kaedah dalam yurisprudensi Islam, yang bermakna “menghindari keburukan didahulukan daripada melakukan kebaikan/perbaikan”. Sehingga dalam konteks psikologi, seseorang akan lebih senang ketika menghindari kekisruhan daripada ikut terlibat dalam kisruh terebut.

Langkah seperti ini memiliki nilai positif dan negatif, dia akan akan menjadi positif ketika beriringan dengan kepentingan banyak kalangan dan kebersamaan. Menjadi negatif ketika memperburuk keadaan dan memperkeruh suasana.

Saya memiliki seorang teman yang ahli dalam teori-teori personality, dia mengatakan kepada saya bahwa manusia yang pandai merasa itu berada pada kuadran yang melankolis dan sedikit plegmatis, artinya mereka akan terlihat lebih banyak berekspresi dalam kesunyian serta lebih menunjukkan karya ketimbang mengharapkan pujian orang lain.

Pujian dan penghargaan bagi kalangan orang yang pandai merasa adalah bonus yang tidak diinginkan, ada atau tidak adanya pengakuan, ia akan tetap berkarya sepanjang masa.

(Hilman Djafar, Mahasiswa Doktor Universitas Negeri Gorontalo)