Secarik Cerita Perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW 2021 di Pulau Saonek, Raja Ampat

Secarik Cerita Perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW 2021 di Pulau Saonek, Raja Ampat

RR
Ruslan Rasid

Penulis

Terkinidotid Hadir di WhatsApp Channel
Follow

Penulis:
Dr. Hamzah Khaeriyah, M.Ag.(Rektor IAIN Sorong)

Terkini.id, Sorong – Pulau Saonek adalah  ibu kota distrik Waigio Selatan, Kabupaten Raja Ampat. Pulau Saonek adalah kawasan  yang ramai dan bahkan telah hadir sebelum dilakukan pemekaran Kabupaten ini tahun 2003. 

Sebagai kampung yang berdekatan dengan ibu kota kabupaten Raja Ampat yakni Waisai, pulau Saonek, telah menjadi tujuan wisata sebagaimana sentra lainnya di Raja Ampat. Perjalanan dari kota Waisai menuju pulau Saonek dapat ditempuh 15 menit dengan menggunakan Speedboat.

Sebagai kampung tua dalam arti mendahului kelahiran Waisai sebagai ibu kota, Saonek menyimpan dua kuburan yang menjadi objek ziarah pengaruh, ziarah spritual.

Terdapat salah satu kuburan yang terletak di bukit lalu kemudian dikenal dengan kuburan  Arrafana, kuburan tersebut berdampingan dengan sang isterinya. Selain itu, terdapat kuburan lain yang hanya terlihat ketika air surut. Untuk kuburan yang terakhir ini, tidak semua pengunjung dapat melihatnya  kecuali pada saat air laut sedang surut.

Kedua kuburan tersebut oleh masyarakat setempat dikenal sebagai penyiar Islam dahulu kala. Menurut informasi bahwa Arrafana sebagai penyiar  Islam, oleh  masyarakat  tertentu pernah diajukan nama ini untuk menjadi nama pada Sekolah Tinggi Agama Islam.Negeri (STAIN) Sorong,  namun saat ini belum diterima karena sampai saat ini nama tersebut belum dijadikan sebagai nama perguruan tinggi Islam yang kini telah bertranformasi menjadi Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Sorong sejak tahun 2020. Kecuali untuk radio community kampus IAIN Soring telah menggunakan nama Radio Arrafana. 

Pulau Saonek selain dijadikan sebagai objek ziarah spritual, terdapat masjid yang cukup megah yaitu Masjid Hidayatullah.

Pelaksanaan peringatan maulid di masjid ini terlihat berbeda dengan perayaan maulid sebagaimana umat Islam lainnya.

Peringatan maulid Nabi Muhammad saw. tahun 2021 ini dilakukan dua tahap. Tahap pertama dikenal dengan waktu wajib dan tahap kedua pasca shalat Isya.

Pencerahan pertama diisi oleh Drs. Hasbullah, M.Pd., Ph.D. beliau adalah seorang alumnus Universitas Teknologi Malaysia yang juga merupakan Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Sorong.

Dalam ceramahnya Hasbullah, Ph.D. menekankan pentingnya mempersiapkan generasi muda  dengan bekal pendidikan. Dengan pendidikan, maka hidup akan mudah dan memiliki akses yang cukup luas.

Penguasaan kehidupan dunia dan akhirat hanya bisa dikendalikan dengan penguasaan ilmu. Pernyataan ini tentu didasarkan pada hadis Nabi  Muhammad  saw.

Pembicara kedua adalah Dr. Hamzah Khaeriyah, M.Ag. yang juga merupakan Rektor IAIN  Sorong.

Menurutnya nama masjid ini adalah hidayatullah yang berati hidayah Allah. Menurut Hamzah, bahwa manusia berusaha mencari dan memohon hidayah. Dalam Islam, Allah adalah memiliki hak prerogatif dalam memberikan hidayah kepada hamba.

Lebih lanjut, beliau mengatakan bahwa hidayah tertinggi adalah iman yakni kepercayaan kepada Allah. Sedang berikutnya adalah akal. Iman dan akal harus digunakan.dalam membangun dua kehidupan sekaligus yaitu dunia dan akhirat.

“Hidayah akal terlihat pada konsep ikhtiar. Dikarenakan ikhtiar merupakan wilayah akal maka keraguan dan optimisme yang dikenal dengan harap-harap cemas mewarnai atmosfer ikhtiar seorang muslim. Namun wilayah iman yang berpusat di hati seseorang telah mengedepankan keyakinan, maka kepastian menjadi bagian penting. Karena hidayah iman dan akal harus tumbuh secara seimbang dalam diri seseorang”. Terangnya.

Tahap kedua pelaksanaan maulid  adalah pembacaan kitab Albarazanji yang dilaksanakan setelah shalat jamaah isya bertepatan dengan 12 Rabiul Awal pada siang hari atau malam tiga belas bulan rabiul awal setiap tahun.

Waktu pelaksanaannya biasanya empat jam. Menurut sekretaris kampung, bahwa biasanya disebut maulid  Arab.

Acara kegiatan ini dilaksanakan oleh remaja masjid dan mahasiswa kuliah kerja terpadu terpadu (KKNT) IAIN Sorong.*