UniMUDA Sorong Rintis Kerjasama dengan Istanbul University Turki

UniMUDA Sorong Rintis Kerjasama dengan Istanbul University Turki

IS
Ismail Suardi Wekke

Penulis

Terkinidotid Hadir di WhatsApp Channel
Follow

Terkini.id, Sorong – Delegasi Universitas Pendidikan Muhammadiyah Sorong (UniMUDA) Sorong dipimpin rektor, Dr. H. Rustamadji mengunjungi Istanbul University, Turki. Jumat, 24 September 2021.

Pelaksanaan kegiatan ini untuk merintis kolaborasi riset dengan sasaran pada rekognisi internasional. 

Rustamadji yang juga didampingi sekretaris BPH UniMUDA, H. Eko Tavip Maryanto dalam diskusi dengan dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Istanbul University, menyampaikan bahwa dalam tahun ini UniMUDA mendapatkan Hibah Program Kompetisi Kampus Merdeka (PKKM).

“Dalam rangkaian PKKM itulah, kemudian UniMUDA menjelajah sampai ke Eropa untuk menjalin kolaborasi riset,” tutur Rustamadji yang juga merupakan penerima anugerah tokoh perubahan Republika.

Dua program studi di UniMUDA Sorong, pada tahun ini mendapatkan hibah PKKM yaitu program studi pendidikan biologi, dan pendidikan teknologi informasi.

Prof. Dr. Adem Esen, dosen Istanbul University yang menerima delegasi menyampaikan apresiasi atas kesediaan untuk jalinan kerjasama.

Dalam rintisan ini, kemudian akan diteruskan dengan publikasi bersama. Dimulai dengan penelitian bersama terkait manajemen pendidikan di Asia dan Eropa.

UniMUDA Sorong merupakan transformasi dari Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Muhammadiyah Sorong. Dimana dengan adanya program studi Pendidikan, kemudian dikembangkan dengan tambahan prodi.

Sehingga saat ini, UniMUDA juga mengelola program studi seperti Hubungan Internasional, Teknik Kimia, dan juga Farmasi.

Bahkan, program studi yang terkini adalah Pendidikan Agama Islam, juga sudah menerima mahasiswa baru sejak tahun akademik 2021.

“Sekaligus ini melengkapi program ma’had Bilal bin Rabah yang sudah ada sebelumnya,” kata Rustamadji.

Pengembangan dan rintisan dengan pelbagai perguruan tinggi luar negara menjadi sebuah kebutuhan tersendiri.

“Tidak lagi hanya pada pengembangan fisik dan program studi, tetapi sasaran pada rekognisi global yang pada akhirnya akan berbuah akreditasi internasional,” tutur Rustamadji.